Wednesday 21 January 2015

09:46 - No comments

senjaku vulgar, senjamu?

senja selalu enak dipandang, aromanya sungguh merupakan kelegaan bagiku.
ya, karena itu berarti hari hampir berlalu.

semakin kunikmati lekat-lekat, semakin pula senjaku buru-buru lewat di hadapanku.

namun, entah mengapa, di hari itu, senjaku tak seindah biasanya.

"ADUH!", teriakku dalam benak ini.

kurasakan bulu tengkukku merekah tak beraturan.
sel-sel dalam tubuhku nampaknya ingin buru-buru keluar dari rumahnya.
hormonku berdemonstrasi agar kuikuti mau mereka.
para saraf sensorik dan motorik dalam tubuhku berunjuk rasa, layaknya meminta hak.

hak untuk dikeluarkan dari seonggok ciptaan Tuhan yang paling indah di muka bumi,
aku, si manusia.

"BURU! BURU! CEPETAN DONG!!", kurasa begitulah celotehnya.

kutahan, kuredam, dan kubujuk semua hasrat dan nafsuku.
ini bukan waktunya, kawan.
ini bukan tempatnya, kawan.

"AKU TERANGSANG!", otakku menyimpulkan.

mulutku komat-kamit seperti orang gila, padahal hatiku sedang sungguh-sungguh berdoa.

"TUHAN, AKU ENGGAK KUAT!", saat kulihat ia yang kudamba sedang duduk menggodaku.

kulihat ia seperti sudah siap melahapku.
menampung segala keluh kesahku.
menerkam semua yang ingin kukeluarkan dari tubuh penuh dosa ini.

"CEPET BUKA CELANA LO!", itulah kalimat pertama yang keluar darinya, batinku.

buru-buru kubuka kancing celanaku, kuturunkan resletingnya.
semakin kubuka, semakin pula birahiku menggedor dengan keras.
semakin kuturunkan celanaku, nafasku semakin memburu, berkejar-kejaran dengan segala hormon-hormon yang ada di dalamku.

kemudian dengan nafsu, kubuka segala hal yang menutupinya, di senja itu.
kuyakin ia juga amat merindukanku untuk menikmatinya.
karena ia tahu bahwa aku tak akan bisa hidup tanpanya.

"AAAAHHHHHH!"

"OOOOOHHHHHH!!"

"CROOOOTTTT... CRRROOOOTTTTT!"

semuanya keluar.
segala hormon. segala liquid. segala ekstrak. dan apapun itu namanya.

kulihat ia tersenyum bahagia.
walaupun terlihat cukup kewalahan menerima segala seranganku di senja itu.
nafasnya dan nafasku beradu, sekarang ia yang cukup agresif.
seakan-akan ia memaksaku untuk membelainya dan menekan-nekan bagian tubuhnya.

pada akhirnya,
"LEGA!", itulah perasaan kami berdua, setelah melakukan ritual yang biasa kami lakukan setiap hari.

kemudian kubersihkan tubuhnya. dan kututup lubang pada dirinya yang sedari tadi kubuka, hanya demi melampiaskan birahiku.
kutarik kembali celanaku. dan terakhir, kututup resletingku.

dalam hati kuteriakkan segalanya yang ada dalam benak ini,




"TERIMAKASIH, KLOSETKU! I LOVE YOU!"

Tuesday 20 January 2015

09:26 - 2 comments

"gadis hujan"

ia selalu melihatnya saat hujan.

"gadis hujan", disebutnya.

ia menyadari bahwa ia sangat berbeda dengannya.
ia sakit-sakitan, sementara sang gadis selalu keluar rumah saat turun hujan.
setidaknya begitu pikirnya.

suatu hari ia nekat melompat dari jendela kamarnya.
ia berlari mengejar gadis tersebut.
gadis itu menyambutnya dengan senyum.
mereka berlarian melawan arah angin.

semakin dilawan, semakin deras hujan membasahi tubuh mereka.
semakin deras, semakin hidup.

angin yang membawa hujan, begitu pula angin,
yang menghilangkan waktu di antara mereka.

ia ditemukan dalam keadaan basah kuyup, keesokan harinya.
tidak bernyawa, sayangnya.

angin yang membawa hujan pergi, begitu juga yang membawa deritanya pergi.


seluruh penduduk desa mengaku melihat bocah itu berlari,
sendirian.


***************************************************************************


PS : anyway for those who haven't watched PK (indian film), i suggest you to watch it.

Saturday 17 January 2015

18:04 - No comments

Relatif.

Sebelum saya menutup 17 Januari 2015 ini, ijinkan saya menceritakan sebuah pengalaman sahabat saya terkasih.

---------------------------------

Tepatnya 1,5 tahun lalu sahabat saya (pria) mengenalkan pacar barunya kepada saya.
Yang perkenalan sampai masa penjajakannya tak begitu membutuhkan waktu lama hingga mereka akhirnya menjadi pasangan kekasih.

Saya masih ingat, si pria amat begitu menyayangi dan memanjakan kekasih dan pujaan hatinya ini.
Seringkali tiba-tiba si pria menelpon saya, dan menanyakan, hal-hal apa saja yang "sweet" untuk memenangkan hati seorang wanita.

Aaahhh... Indahnya masa-masa itu! Jujur, saya cukup senang, melihat si pria juga selalu sumringah dan menceritakan keriangan hatinya saat menjalani hari-hari dengan wanita pujaannya.

Namun akhir tahun 2013 kemarin, saat itu juga momen Natal, dan tentunya, si pria ingin memberikan hadiah natal kepada pasangannya.
Si pria sibuk sekali mencarikan kado yang pas untuk si wanita.
Tetapi semua hancur begitu saja, ternyata si wanita sudah memiliki calon suami.

"Gue dibohongin zra sama cewek sialan itu! Kampret!", si pria yang langsung menghubungi saya begitu tahu kalau ia hanya pelarian dari sebuah kejenuhan seorang wanita yang hanya ingin mengukur seberapa besar adrenalin yang dihasilkannya.

Siapa yang salah?
Siapa yang benar?

Siapa yang jahat?
Siapa yang menjadi korban?

Jawabannya satu,
Relatif.

Karena relatif memiliki nama lain,
"Tergantung kondisi."

----------------------------------

Seorang Public Lawyer (PNS, yang dibayar oleh pemerintah) kebanyakan membela terdakwa yang tak begitu punya uang untuk membayar pengacara mahal.
Ia berkata, "40 tahun aku menjadi seorang pengacara untuk rakyat miskin, tapi sampai saat ini, aku masih belum dapat membedakan mana terdakwa yang kubela itu, jujur ataupun berbohong."

Pembohong itu ada dimana-mana.
Berbohong itu dapat dilakukan kapan saja.
Membohongi yang mengasihimu pun dapat dengan mudah kau lakukan tanpa kau tahu kalau itu akan menyakitinya.

Karena kebohongan itu berbicara soal nurani. Nurani adalah tahu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat.

Jadi, saat kau berbohong, sesungguhnya nurani mu pun sudah hilang.
Kau sudah tak tahu mana hal yang baik, dan mana hal yang jahat.
Kau sudah tak dapat membedakan kebaikan dan kejahatan.

Dan yang terpenting, kau sudah tak dapat membedakan mana orang yang mengasihimu dengan sepenuh hati, atau yang selalu memodusi hatimu berkali-kali.

Berbohong itu penuh banyak arti, tetapi satu yang saya sadari akhir-akhir ini.
Ia erat kaitannya dengan relatif.
Tidak ada parameter yang kuat mengenai kebohongan.

Salahkah?

Jahatkah?

Burukkah?

Ah. Lagi dan lagi ini bicara teori relatif kembali.

Karena sesungguhnya hidup bukan berwarna hitam atau putih.
Bukan bicara soal mana yang jahat dan mana yang baik.
Bukan lagi mencari siapa yang salah dan siapa yang benar.
Tetapi semua kembali kepada keberanian semua pihak untuk mengubah konteks masalah mereka sendiri.

Relatif.
Ya, relatif, saya cukup sadar, kalau hidup itu hanyalah relatif.

Yang mutlak,
hanyalah saya,
dan dunia saya sendiri.

Friday 16 January 2015

09:13 - No comments

berawal dari sebuah lubang.

------------------------------------------------------------------------------


sebuah lubang yang dapat dibawa kemanapun itu, cukup menarik perhatianku.
padahal jelas sekali kalau itu hanyalah sebuah lubang biasa.
lubang yang banyak ditemukan di seluruh jagat raya,
bumi tepatnya.
kenikmatan.
ku akui bahwa lubang itu membawa nikmat bagi setiap petarung yang sejati.
kehidupan.
ku sadari bahwa lubang itu akan menciptakan sebuah kehidupan,
yang baru tentunya.
pengorbanan.
dan terakhir, ku pertaruhkan harga diri dan tanggung jawab ku,
hanya demi untuk memasuki lubang itu.
tidak. tidak.

ini bukan sekedar kenikmatan bagi seorang petarung yang haus akan kemenangan.
bukan pula sebuah kehidupan baru yang hanya ada aku dan kamu di sana.
dan tentu bukan juga sebatas pengorbanan dari sebagian diriku yang kecil ini.

lubang itu hanyalah lubang biasa.
lagi-lagi kukatakan lubang itu ada banyak dimana-mana.

tetapi,
lubang itulah yang membuatku sadar,
bahwa kenikmatan dan kehausan seorang petarung akan kemenangan tadi justru membawa sebuah kehidupan yang fana.
kehidupan yang tentu takkan kekal abadi.
dan lagi-lagi, saat semakin aku memasuki lubang itu,
ada sebuah harga yang kupertaruhkan.
harga yang paling mahal dari seluruh hal di galaksi bima sakti ini,
yaitu,
harga diriku sendiri.

ranahku semakin besar.
semakin kuat.
semakin kencang.
seluruh hormonku bergerak tak beraturan.
pikiran dan raga ku sudah tak sejalan lagi.
yang ada dalam hatiku,
yang ada dalam benakku,
ya hanya lubang itu.

lubang yang saat kau buka, hanya ada gelap yang kan kau rasa.
lubang yang saat kau buka, tak ada sesuatupun yang pernah kau lihat sebelumnya.

ya,
lubang itu sepele.

sepele bagi seorang Nobita.

"Lubang Pintu Kemana Saja."


----------------------------------------------------------------------------------------

terinspirasi dari Doraemon Movie, saat Nobita memaksa Doraemon untuk mengetahui bagaimana nasib masa depannya kelak.


tunggu. tunggu.

saya lamunkan hal ini beberapa saat setelah menuangkan coret-coretan tak bermakna ini.
ternyata bukan Pintu Kemana Saja yang kumaksud,

Mesin Waktu!!

ah payah, membedakan Pintu yang berwarna-warni dengan Laci Meja saja, saya tak lolos.

apalagi membedakan perasaan tulus dan sekedar modus? #random

Friday 2 January 2015

13:22 - No comments

awry..

sering nggak sih kalian merasa "serba salah"??

pada dasarnya, manusia pasti merasa serba salah.

    mau muda.
    mau tua.
    mau kaya.
    mau miskin.
    mau bodoh.
    mau pintar.
    mau jujur.
    mau bohong.

semua serba salah.

tetapi, kekurangan kita sebagai manusia, yang sering kali,
merasa,

    muda.
    tua.
    kaya.
    miskin.
    bodoh.
    pintar.
    jujur.
    bohong.

ini lah yang selalu menyalahkan satu sama lain.

saat yang muda mengungkapkan perasaan hatinya, yang tua merasa itu kurang ajar.
saat yang kaya tak memberi sedikit dari rejekinya, yang miskin merasa itu tak berperasaan.
saat yang bodoh sedang belajar, yang pintar merasa itu hanya hal yang percuma.
saat yang jujur sedang berbicara, yang bohong merasa itu kata-kata pencitraan.

jadi,
kita,
sebagai manusia,
harus bagaimana?

apapun yang kita lakukan selalu salah di mata orang terkasih.
apapun yang kita katakan selalu dianggap menyakitkan di hati orang yang kita sayang.
Sudah..
Lupakan segala cerita..
Antara kita..
hanya melupakan lah yang dapat membuat kita keluar dari perasaan serba salah ini.

LUPAKAN!!
Ku tak ingin, ku tak ingin, ku tak ingin..
Kau terluka..
Karena cinta..
supaya tak ada lagi luka di antara kita, manusia.
karena sesungguhnya luka timbul dari sebuah cinta.

semakin kau cinta, maka akan semakin banyak luka.
namun, bukan berarti hal ini mengajarkan kita untuk berhenti mencinta.
ini hanyalah perkara kau harus mulai belajar untuk lupa.

karena pada dasarnya luka ada untuk menambah kekebalan tubuh manusia.
supaya kamu dan saya semakin kuat.
semakin tangguh.

jadi,
teruslah mencinta.
teruslah terluka.
tapi lagi-lagi, kau harus terus untuk melupakannya semua.
"the loss of memory isn't always the problem.
sometimes,
maybe even often,
it's the solution."
mungkin tepatnya pura-pura lupa. :)


*PS : Terinspirasi dari lirik lagu "SERBA SALAH" nya Raisa (penyanyi yang cantiknya pake banget itu)*