Friday 18 July 2014

02:36 - No comments

Si Kaya & Si Miskin

mereka bersahabat. cukup dekat. cukup mesra.
diam-diam si miskin suka dengan si kaya. yang akhirnya terbongkar juga.

    aku si miskin.
    salahnya aku. aku suka dengan si kaya.
    bodohnya aku. aku menaruh harapanku padanya.
    aku si miskin.
    yang kemudian terang-terangan mencintai si kaya.
    tapi apa gerangan?
    tak pernah ia menganggapku ada.

    bukan ada yang sebagaimana ada.
    tapi, aku si miskin. yang selalu siap, yang selalu hadir.
    di saat suka maupun duka.

waktu itu, si kaya berulang tahun. dan si miskin tentu ingin memberikan hadiah kepada si kaya.
hadiah apa? mungkin bagi si miskin perkara uang 300ribu rupiah baginya tak seberapa demi orang yang dikasihinya.

    apa salah seorang yang miskin, memberikan hadiah mahal untuk seorang yang kaya?
    tak pantaskah di matamu, hai kau, si kaya?
    apa ini kau sebut gengsi?
    apa salah seorang yang tak punya rumah, menyewakan taksi untukmu?
    tak cukup berarti kah pengorbananku untukmu, hai kau kaya?
    apa ini kau nilai gengsi?

ya. bagi si kaya, si miskin akan tetap miskin. si miskin hanya gengsi.
dan si miskin hanya sok kaya.

aku tak mau, kau buang uangmu untukku, wahai miskin!
aku bukan berarti membencimu. aku benci dengan sikapmu yang selalu berusaha membuatku senang.
padahal justru kau butuh bantuan.

sampai kapanpun, si miskin memang tak akan bisa bersatu dengan si kaya.
semoga si miskin bisa cepat melupakan si kaya. dan semoga si kaya tidak menyesal kehilangan si miskin.

-SEKIAN-

-------------------------------------------------------------------------------

seringkali kita hanya bisa mengomentari. seringkali kita manusia hanya berucap kata yang sia-sia.
yang ujungnya mengecewakan, yang ujungnya menyakiti hati orang yang kita sayang.

saya tak membela si miskin. tak juga menyalahkan si kaya.
ada hal yang di dunia ini, kita sebagai manusia, tak bisa pahami.

ini pilihan saya. itu pilihan kamu.
tapi apa pernah kamu dan saya melihat dari sisi "kita"?

kita ini bersahabat. kita ini berteman. kita ini bersaudara.
mengapa hanya karena perkara uang dan materi, sebuah cinta berubah menjadi murka?

kalau ditanya, siapa saya? si miskin kah? si kaya kah?
mungkin saya si miskin. yang kerjanya berharap akan suatu hal yang tak pasti.
bisa jadi saya si miskin. yang hobby nya gengsi dan suka naik taksi.

atau bisa jadi saya si kaya. yang memiliki cara berbeda dalam mengasihi si miskin.
mungkin saya si kaya, yang tak butuh bantuan si miskin.

apapun itu, saya tak mau memilih keduanya.
karena buat apa kaya, buat apa miskin, kalau kita tak tau artinya sebuah cinta.
kalau bagimu "uang tak mengenal saudara", maaf, kita berbeda.

tapi satu hal yang saya tau pasti, bahwa si miskin tulus mencintai si kaya.
dan si kaya juga tak mau merugikan si miskin.
tapi kembali lagi, ini bukan perkara saya miskin. atau kau kaya.

ini tentang pilihanmu dan pilihan saya.
kamu yang menentukan apa maumu.
dan saya yang menentukan apa mau saya.

cukup?

tidak, tidak berhenti sampai disitu.

pada akhirnya, kita harus memutuskan,

APA MAU KITA? :)