Thursday 26 March 2015

13:21 - No comments

"aku kena karma"

bulir-bulir air berjatuhan dari kerutan keningnya.

oksigen dan karbondioksida bercampur menjadi satu,
masuk dan keluar dari mulut yang tak sanggup berkata-kata.

"aku kena karma", lirihnya yang penuh pilu.

sekuat tenaga pria paruh baya itu bangkit dari keterpurukannya.

berusaha dengan segenap hati dan pikirannya untuk mengembalikan ke keadaan semula.

namun, apa daya,

"aku kena karma", terucap kembali dari bibirnya yang menghitam.

setiap bulu roma dalam tubuhku cukup bergeming saat kulihat matanya yang sendu.

ada air yang perlahan-lahan membasahi pipiku.

ada hati yang mati rasa saat kudengar ia berucap,

"aku kena karma".

detik melaju kencang tak seperti hukumnya.
angin tak bertiup sama sekali, tapi dinginnya menusuk ke sendi-sendi setiap tulang.

tak ada titik cahaya.
namun tak berarti gelap.

tak ada udara.
namun tak berarti sesak.

tak ada kematian.
namun tak berarti ada pengharapan.

aku menoleh, melirik kembali kepada pria paruh baya tadi.

tak sengaja kulihat ada papan penuh dengan tulisan :
    1. tukang mark up anggaran
    2. tukang motongin gaji karyawan
    3. tukang manipulasi data absensi pegawai
    4. tukang nonton blue movie di kantor
    5. tukang fitnah sesama karyawan
    6. tukang bertindak sesuka hati dengan kekuasaan posisi
    7. tukang ngorok sehabis jam makan siang
dan masih banyak tulisan lain yang tak sempat kubaca dengan jelas.

tiba-tiba kudengar sekelebat hitam memanggilnya dengan,

"Roncyaiful",

namaku sendiri.


kemudian buru-buru aku keluar dan berlari,

dan bangun dari tidurku ini,
dan berharap ini semua hanya mimpi.

dan berdoa agar yang keluar dari bibir penuh dusta ini hanyalah,


"aku (hampir) kena karma".

0 komentar:

Post a Comment