Friday 16 January 2015

09:13 - No comments

berawal dari sebuah lubang.

------------------------------------------------------------------------------


sebuah lubang yang dapat dibawa kemanapun itu, cukup menarik perhatianku.
padahal jelas sekali kalau itu hanyalah sebuah lubang biasa.
lubang yang banyak ditemukan di seluruh jagat raya,
bumi tepatnya.
kenikmatan.
ku akui bahwa lubang itu membawa nikmat bagi setiap petarung yang sejati.
kehidupan.
ku sadari bahwa lubang itu akan menciptakan sebuah kehidupan,
yang baru tentunya.
pengorbanan.
dan terakhir, ku pertaruhkan harga diri dan tanggung jawab ku,
hanya demi untuk memasuki lubang itu.
tidak. tidak.

ini bukan sekedar kenikmatan bagi seorang petarung yang haus akan kemenangan.
bukan pula sebuah kehidupan baru yang hanya ada aku dan kamu di sana.
dan tentu bukan juga sebatas pengorbanan dari sebagian diriku yang kecil ini.

lubang itu hanyalah lubang biasa.
lagi-lagi kukatakan lubang itu ada banyak dimana-mana.

tetapi,
lubang itulah yang membuatku sadar,
bahwa kenikmatan dan kehausan seorang petarung akan kemenangan tadi justru membawa sebuah kehidupan yang fana.
kehidupan yang tentu takkan kekal abadi.
dan lagi-lagi, saat semakin aku memasuki lubang itu,
ada sebuah harga yang kupertaruhkan.
harga yang paling mahal dari seluruh hal di galaksi bima sakti ini,
yaitu,
harga diriku sendiri.

ranahku semakin besar.
semakin kuat.
semakin kencang.
seluruh hormonku bergerak tak beraturan.
pikiran dan raga ku sudah tak sejalan lagi.
yang ada dalam hatiku,
yang ada dalam benakku,
ya hanya lubang itu.

lubang yang saat kau buka, hanya ada gelap yang kan kau rasa.
lubang yang saat kau buka, tak ada sesuatupun yang pernah kau lihat sebelumnya.

ya,
lubang itu sepele.

sepele bagi seorang Nobita.

"Lubang Pintu Kemana Saja."


----------------------------------------------------------------------------------------

terinspirasi dari Doraemon Movie, saat Nobita memaksa Doraemon untuk mengetahui bagaimana nasib masa depannya kelak.


tunggu. tunggu.

saya lamunkan hal ini beberapa saat setelah menuangkan coret-coretan tak bermakna ini.
ternyata bukan Pintu Kemana Saja yang kumaksud,

Mesin Waktu!!

ah payah, membedakan Pintu yang berwarna-warni dengan Laci Meja saja, saya tak lolos.

apalagi membedakan perasaan tulus dan sekedar modus? #random

0 komentar:

Post a Comment