Wednesday, 14 May 2014

03:36 - No comments

Antara Jarak dan Waktu

entah mengapa setelah hampir 4 tahun, saya baru menyadari bahwa tempat di mana saya berjuang meraih gelar sarjana,
itu JAUH!

iya, JAUH! JAUH banget!

di semester 8 ini, memang saya ke kampus hanya untuk keperluan skripsi.
dan setelah dihitung, saya hanya ke kampus sebanyak 3 kali dalam tahun ini.

hebat bukan? hahaha.

kadang saya tak menyangka kalau selama 3,5 tahun saya berjuang dari rumah ke kampus.
awalnya sekitar setahun saya masih menggunakan jasa commuter line atau kereta.
lalu pernah juga iseng-iseng mencoba naik bis besar, dengan modus ingin tidur hahaha.
namun semenjak semester 4, dan saya sudah cukup tabungan untuk mencicil sepeda motor pribadi.
akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan sepeda motor.

dengan commuter line, perjalanan rumah ke kampus ditempuh 2 jam.
lalu, dengan bis, dapat ditempuh 2,5 jam. bahkan pernah 3 jam!
tapi dengan sepeda motor, hanya dengan 1 jam 30 menit saya sampai kampus tercinta.

namun semenjak semester 8, semuanya entah mengapa terasa berbeda.
mungkin karena saya tidak sesering semester-semester sebelumnya untuk ke kampus.
dan karena tidak terbiasa mengendarai sepeda motor dengan jarak yang cukup jauh,
membuat saya cukup lelah dengan perjalanan ke kampus sekarang-sekarang ini.
padahal semester-semester sebelumnya tak pernah mengalami hal ini.

sebenarnya bukan jarak yang membuat saya cukup kaget dengan jauhnya kampus saya.
tapi, WAKTU!

iya WAKTU!

tak terasa sudah hampir 4 tahun saya meniti cerita di kampus tercinta.
ada banyak hal yang membuat saya tertawa.
terkadang membuat saya menyesal, kenapa dulu saya se-"alay" itu.
atau malah membuat saya semakin dewasa.

tapi WAKTU menjawab semuanya.
ada kalanya seseorang yang harusnya cukup dewasa, tapi malah berbuat hal-hal kekanak-kanakan.
ada juga yang kita rasa belum cukup dewasa, tapi justru ia pemecah solusi dalam setiap masalah.

kenapa saya bilang WAKTU yang menentukan?

karena WAKTU selalu maju ke depan.
ia tak berhenti di tempat.
apalagi mundur ke belakang.

kenapa akhirnya ada sebuah penyesalan?

karena WAKTU selalu berjalan ke depan.
kalau ia dapat diberhentikan, maka nasi tetaplah menjadi nasi.
dan kalau ia dapat diputar ke belakang, maka nasi akan berubah kembali menjadi beras.

kampus yang JAUH tadi akan terasa dekat kalau saya sering ke kampus.
teman yang tadinya canggung bertegur sapa pun, akan terasa akrab apabila sering berkomunikasi satu sama lain.

sama seperti sebuah hubungan.
hubungan jenis apapun.

seseorang akan rela menunggu dalam waktu yang lama, apabila yang ditunggunya memang cukup dekat dengan impiannya.

namun akan terasa jauh, apabila yang ditunggu saja tak tau berada di mana.

jarak dan waktu memiliki perbandingan yang senilai.
semakin jauh jaraknya, maka semakin lama waktu yang ditempuhnya.

namun sekarang saya ubah.

jarak yang jauh tadi dapat ditempuh dengan waktu yang singkat.
apabila seseorang itu memiliki NIAT.

NIAT untuk jalan.
jalan menghadapi kenyataan.
kenyataan kalau ada sebuah tujuan dalam perjalanan.

tujuan itulah yang menjadi impian buat saya.

saat ini.
sekarang ini.

tujuan saya.
impian saya.

hanya satu.

mengakhiri perjalanan dan sampai pada tujuan.

tolong tunggu saya, hai kamu, BAJU TOGA dan GELAR SARJANA!

amin. amin. amin.